Hongkong, Shenzhen & Macau 19 – 28 Sept 2014 (The preparation)

Ini adalah kali pertama perjalanan gw ke Hongkong, Shenzhen, dan Macau. Penjelasan intronya, Hongkong dan Macau sendiri termasuk kawasan Special Administration Regions (SAR), yaitu kawasan memiliki system one country two system yang berarti mereka memiliki system perdagangan, mata uang yang berbeda tapi masih dibawah militer dan kebijakan kekuasaan Cina. Sedangkan Shenzhen sendiri masih termasuk daerah China. 

Warga negara Indonesia sendiri dapat bebas memasuki Hongkong dan Macau selama periode 30 hari tanpa perlu mengajukan visa ke kedubes China. Setelah lebih dari 30 hari, tentunya harus mengajukan visa ke kedubes China. Berikut list negara yang bisa didatangi tanpa visa selama kurun waktu tertentu (lengkapnya disini).
Gw pergi ke Hongkong, Shenzhen & Macau hasil nekat. Cerita berawal dari 2 keadaan. Keadaan yang pertama berasal dari bujukan maut Alvin (temen di kantor lama, yang akhirnya sekantor lagi di kantor baru). Alvin bujuk2 untuk travelling bareng dia dan cwnya, Rei. Dan 2 orang temennya Rei. Destinasi yang dia tawarin ke Hongkong, karena dia bilang Rei baru beberapa bulan lalu ke Jepang.

Sedangkan keadaan kedua, cerita berawal dari sejak bulan Juli, rencana Ibu yang mau ajak ke Jepang, buat jenguk Om Uwe. Adik bungsu ibu itu sedang kuliah S3 di Hiroshima Jepang, hasil beasiswanya sebagai dosen di UPI. Tapi ternyata sampai mendekati Agustus rencana itu tidak terealisasi. Boro2 hunting ticket, yang ada malah semakin berantem. Disisi lain gw ngga mau ke Hiroshima, karena itu akan lebih takes time lagi, dan tentu saja buang uang karena harus bolak balik naik Shinkansen. Gw lebih prefer untuk ketemu dengan Om di Tokyo atau Osaka, lalu keliling daerah sekitar situ. Kan judulnya juga tetep silaturahmi dengan si om. Tapi Ibu lain, Ibu pengen lihat gimana rumah om disana, kampusnya, lingkungannya. Yang intinya kita harus mampir dan nginep di Hiroshima. Jelas kondisi ini buat gw makin susah, karena selain uang yang terbatas, jatah cuti gw juga cuma sedikit. Gw ngga mau semua dibayarin ibu dong. Meskipun travelling bareng, tapi gw mau bayar sendiri.

Setelah pertengkatan hebat (hanya gara2 Jepang), meskipun gw udah browsing2 tempat di Tokyo dan Osaka, akhirnya gw memutuskan untuk ikut Alvin dan Rei ke Hongkong. Gw langsung telpon Alvin saat itu juga, “Vin, besok beli tiket!”. Dan betul, ini memang sifat asli gw. Gw suka sesuatu yang surprise dan dadakan. Termasuk dalam beli tiket. Ngga ada tuh gw beli tiket untuk berbulan2 sebelumnya, atau bahkan 1 tahun sebelumnya. Dan manisnya, gw selalu beruntung dapat promo. Entah gimana caranya, sepertinya Travel Fairy berpihak di gw, hahaha *ngaco.


Keesokan harinya, di jam istirahat kantor, gw dan Alvin langsung book tiket untuk keberangkatan ke Hongkong. Kita sama sekali belum tahu mau kemana saja, dan manut aja ke draft itinerary yang udah disiapin sama Rei sebelumnya. Dan disitulah gw baru tau kita akan ke Shenzhen dan Macau. Naik apa? Entah. Jujur saat book tiket ketika itu gw bener2 baru pertama kali ngga well prepare dalam hal itinerary. Padahal biasanya kalau gw bikin itinerary pasti selalu detail. Berhubung saat itu gagal ke Jepang bikin suasana hati dan mood gw kacau, daripada ngga jadi traveling, gw setuju aja ke Hongkong, Shenzhen dan Macau. Ngikut Alvin dan Rei, asal ngga dijadiin TKI disana.
JKT - KL - HK with AirAsia
Untuk masalah tiket pesawat sampai hotel di Hongkong dan Macau, Alvin yang ngurus. Sementara detail perjalanan, transportasi selama disana, Rei yang ngurus. Gw bener2 ngga contribute apapun, kecuali meminjamkan account AirAsia dan Agoda. Hahahaha. Liburan yang bener2 gw ngga ngikut susah (maaf yah vin, rei, hahaha).


Keberangkatan ke Hongkong dan kepulangan kembali ke tanah air, dipercayakan ke maskapai AirAsia. Sementara untuk penginapan selama di Hongkong, kita setuju menggunakan Golden Crown Hostel, seperti yang sudah banyak direview oleh travel blogger dari Indonesia. Untuk penginapan di Macau sendiri sebenernya ini diluar dugaan. Awalnya mau pulang pergi HK - Macau – HK. Kemudian terbesit ide dari pasangan ini, “Kan udah jauh2 sis ke Macau, ngga sekalian nginep di hotelnya aja? Venetian gitu?


FYI, rata2 hotel di Macau MAHAL. Iya, MAHAL (pakek CAPSLOCK). Dan yang paling mahal : VENETIAN (rusak capslocknya). Dan rate Venetian yang paling murah saat itu permalamnya hampir 4-5 juta. MURAH atau MAHAL tuh?


Gw butuh waktu agak lama nih buat memutuskan. 2 hari kemudian, oke, yaudahlah. Gw butuh menenangkan hati. Gw kerja cape2. Dan gw pengen merasakan pengalaman baru, yang kemungkinan ngga akan gw rasakan lagi, kecuali ada rezeki lebih lagi.


Tapi ternyata, keberuntungan (sekali lagi) berpihak di gw. Ketika Alvin mau book di Venetian Hotel, ternyata sudah full book. UANGKU AMAAAAN, HAHAHAHA. Eh tunggu, kemudian Alvin beralih ke Galaxy Hotel. Hotel yang ada pantai buatannya. Bukan, bukan kayak Ancol.


DAMN. Meski ngga semahal Venetian, tapi ini mahal juga bok! Ratenya aja sekitar 3 juta semalem saat itu.


Meskipun setengah ngga rela sih yaa (kebayang duit banyak melayang dalam sehari, hahaha), akhirnya okelah. Kapan lagi kan gw ngerasain nikmatnya hotel megah gitu.


Dan keberuntungan (lagi!) berpihak ke gw (sekali lagi!!). Galaxy Hotel full book ketika gw menyetujui rencana mereka keesokan harinya. Padahal menurut Alvin, dua hotel itu masih available ketika dia nawarin ke gw. HAHAHAHA.

Akhirnya entah gimana, Alvin browsing sana sini, akhirnya dia memutuskan nginep di Royal Hotel, salah satunya karena dia menyediakan shuttle bus ke tempat wisata yang lebih banyak dibanding hotel lainnya. Selain itu, hotel ini terbilang cukup bagus dan murah diantara hotel bintang tiga lainnya.


Gw nyerah, oke deal. Dengan perjanjian sebelumnya, gw akan tidur sendirian di hotel HK dan Macau. Iyah, itu ngga hemat, ngerti. Iyah, meskipun Alvin temen gw, sahabat gw, dan dia juga udah pernah lihat masa2 gw ngga pakai hijab ketika di kantor lama dulu (waktu masih khilaf), meskipun bareng Rei, gw juga tetep ngga mau sekamar bareng Alvin. Hahahaha. Kalau ada temen cowonya kan Alvin bisa tidur bareng dia, Rei bareng gw. Tapi ini ngga (iya, gw single pas ke HK ini, ngga perlu dipertegas lagi lah ya). Alvin sama Rei tetep berusaha ngebujuk gw untuk sekamar bertiga, maksudnya sih biar bisa patungan lebih murah. Tapi gw keukeuh, NO. Gw mau sendiri. Akhirnya mereka ngalah, dan horeeee, gw sendirian guling2 di kamar. Mau masak mie, mau jemur baju, terserah gw deh, hahaha.
Standard Single Room - Golden Crown Hostel HK
Superior Single (udah single, super pula) - Royal Hotel MC
Tiket pesawat done, hotel done. Dan akhirnya gw menunggu kepergian liburan gw kali ini dengan hati yang deg2an. Ngga, bukan excited. Tapi mendadak di beberapa hari menjelang kepergian gw, gw dikasih tugas untuk handle pekerjaan temen yang naik haji. Plus jadi panitia decor acara kantor. OMG.


Boss.. Please..


Hampir tiap hari gw pulang malam sebelum kepergian liburan itu. Bahkan Sabtu Minggu pun gw jabanin untuk tetap masuk kantor. Demi pekerjaan selesai, demi profesionalitas, dan DEMI LIBURAN (ini yang penting).


Dan akhirnya semua aman terkendali, dan gw siap melanglangbuana menuju negeri sejuta TKI, alias HK, SZ dan MC!

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

1 comments:

  1. Hai mba, mau sharing juga pengalaman waktu ke Macau

    https://ceritanggita.blogspot.co.id/2017/10/macau-di-bulan-maret.html

    semoga bermanfaat yaa

    ReplyDelete