Hari pun berganti, walau
hanya istirahat sekadarnya, gw pun memaksa diri untuk bangun. Alvin dan Rei
udah bangun duluan. Karena toilet yang agak sedikit jauh dari McD (padahal sih males
jalan), gw cuma elap2 muka pake tissue basah. Plus gw lupa kalau sikat gigi
ketinggalan di koper yang sudah menunggu manis di bagasi pesawat. Yasudahlah,
kumur2nya nanti saja di pesawat. Alvin sempat pesan makanan, sementara Rei cuci
muka dan gosok gigi ke toilet.
Waktu keberangkatan pun
datang, dan kita bertiga bergegas masuk pesawat. Lucky us, di pesawat kali ini
tempat duduknya sederetan. Perjalanan yang dibutuhkan untuk sampai ke HK cuma 4
jam. Dan kita sampai di HK sekitar jam 11 siang. Waktu di HK sama seperti Malaysia,
satu jam lebih cepat daripada Jakarta.
Bloated faces |
Pertama
kali menjejakkan kaki di Hong Kong International Airport (HKIA), suasana sudah
mulai terlihat berbeda dibanding soetta atau changi. HKIA ini cukup modern, dan
jauh lebih bagus dibanding soetta. Meski tidak se-fancy Changi Airport, tapi
bandara ini terlihat lebih sibuk dan lebih ramai saat itu. Maklum, karena HK
termasuk kawasan transit jalur perdagangan international. Jadi sudah pasti di
semua wilayah di HK terlihat ramai dan jarang sepi bahkan di tengah malam.
Welcome to HK - Alvin & Rei |
Uyeaayy! |
Berbekal
informasi yang didapat dari web hostelnya, untuk menuju Golden Crown (GC) Hostel
ini sebenarnya ada 2 cara, yaitu melalui Airport Shuttle Bus dan Airport
Express. Namun mempertimbangkan sisi keuangan dan kita juga ngga buru2 disini,
jadi akhirnya kita memilih untuk naik bis.
Ini adalah rute yang gw
copas dari web Golden Crown (GC) Hostel :
Airport Shuttle Bus
(A21/N21)
The Airbus Station is
located near the Arrivals Level (Level 5) of Hong Kong International Airport. Find
the Airport Shuttle Bus Number: A21 , which terminal is called Hung Hom KCR
Station. The bus departs approximately every 10-15 minutes. A fare is HKD $33
(free of luggage fee). In 40 - 80 minutes (depends on traffic situation) you
will reach to the Bus Stop No.13 - the name of this Stop is called : MTR
Station (Tsim Sha Tsui) , Nathan Road. Because the service time of A21 is
05:00-23:59, you can use N21 airport bus at same place and stop at the same bus
stop if you arrival Hong Kong after 00:00 and before 5:00A.M. Once you got off
the bus, you will see CITI BANK in your front and please walk around 1 min on
foot to CITI bank. We are just between CITI bank and Standard Chartered bank.
Airport Express
The Airport express
Station is located near the Arrivals Level (Level 5) of Hong Kong International
Airport and find the Airport express nearby. Service from 05:50 to 00:52, every
12 minutes, airport express takes around 25 minutes, costs 90 HKD per each
person (free of luggage fee). Please stop at the Kowloon Station and change to
the free airport shuttle Bus Number K3 (Service hours 06:12 - 23:12 in every 12
minutes) - taking K3 to Holiday-Inn Hotel and get off there. Please after go
along the Nathan Road. Turn right and keep walking around 2 mins to Standard
Chartered bank and the next is golden crown court.
See the difference? Iyaa
harganya! Hahahaha.
Kebetulan
hanya gw yang beli simcard local, sedangkan ketika Alvin ingin beli, simcardnya
ngga ada yang pas untuk handphonenya. Cuma tersedia simcard nano, sedangkan
saat itu simcard micro sedang habis. Gw beli simcard one2free seharga HKD 100
dan mendapatkan 7 days pass dengan speed up to 7.2 Mbps. Buat jelasnya bisa
check disini.
Seriously, gw ngga pernah ngerasain internet lebih cepat di negara manapun
kecuali di HK. Cepet banget! Dan gw ngga pernah top up simcardnya ketika gw
kehabisan quota di tengah2 perjalanan gw. Padahal gw pake untuk buka path
(obviously), instagram (ini pasti!), dan google maps in case we’re lost. Selama
di HK gw sering buka google maps, karena beberapa kali salah pintu keluar MTR
dan ternyata jauh banget dari destinasi awalnya.
Kemudian
setelah urusan simcard selesai, ngantri lagi lah untuk membeli octopus. Loket
tempat pembelian octopus ini tepat di depan pintu keluar kedatangan. Octopus
Card itu mirip EZ Link Card di Singapore. Kartu ajaib yang berfungsi sebagai
kartu pembayaran untuk transportasi, retail, convenience store, supermarket, parkir,
dan lainnya. Gw juga beberapa kali pakai octopus card ini di supermarket
sebelah hostel. Seperti trip di negara lain, gw membeli octopus card ini bukan
sebagai tourist, tapi sebagai local citizen. Maksudnya gw sengaja beli card ini
dengan harga local citizen, bukan gw menyamar menjadi local citizen, hehehe.
Ada beberapa promo sebenarnya jika kita membeli octopus card for tourist. But
consider that I’ll be going to some countries more than once, jadi gw mendingan
beli this magictap-card (is what I called for it) sebagai local citizen.
Abaikan pipi dan panda's eye! |
Octopus card ini bisa
dibeli seharga HKD 150, dengan dengan initial value HKD 100 dan deposit HKD 50
yang bisa di refund ketika kita akan pulang nanti. Tapi gw ngga pernah
menukarkan tap-card gw, dengan alasan yang sudah gw jelaskan diatas. Jadi ada
beberapa tap-card di kamar gw, menunggu untuk digunakan kembali. Back to
octopus, this card is valid for around 3 years from the last add value date.
Kesan pertama ketika bis
melaju di jalanan HK, gw melihat mulai dari dataran sepi sepanjang tol, hingga
beranjak ke jalanan yang padat, macet, dan penuh orang mendekati hostel. HK
penuh banget dengan gedung2 perkantoran, pusat perbelanjaan, dan apartemen padat penduduk. Sangat padat.
Jauh lebih padat dan lebih ramai daripada Jakarta, tapi lalu lintasnya mungkin
slightly better than Jakarta.
Setelah menempuh 1,5 jam dari airport (plus waktu
kemacetannya), sampailah kita bertiga di GC Hostel. Tapi kita masih belum
diperbolehkan untuk check-in. Sempat ada kendala dan sedikit perdebatan antara
Alvin dan si koko penjaga Hostel, yang dikarenakan adanya kesalahpahaman
komunikasi bahasa ketika pemesanan kamar via email, yang menyebabkan kamar
untuk teman Rei (Vera dan Karina, akan bertemu di cerita berikutnya), ternyata
tidak satu gedung dengan kita, karena di book oleh pihak Hostel dengan tipe
kamar yang berbeda.
Kamar tercintah selama 10 hari |
Setelah selesai mengurus
ini itu-nya dan sempet nitip koper, sempet bingung mau kemana. Karena waktu
menunjukkan jam makan siang, akhirnya kita memutuskan untuk makan KFC di
belakang hostel. ANTRI, PARAH. Akhirnya diputuskan alvin yang antri, gw dan Rei
jaga tempat duduk, limpahan dari orang yang baru pergi. Pelayan di KFC ini ngga
gesit, karena gw lihat banyak meja yg msh kotor penuh sampah makanan. Entah
mungkin dia lelah juga atau gimana. Dan menariknya orang HK, mereka makan
ayamnya pakai tangan, tapi dilapisi plastik. Iya, plastik. Tau plastik kalau
buat cat rambut? Yg bening dengan shape tangan itu loh. Iyah, mereka ngga cuci
tangan kemudian makan dengan bare hands. Tapi mereka memilih untuk memakai
plastik, dan membuang plastiknya setelah selesai makan. Hemat air iya, sampah
plastik numpuk juga iya. I don’t know what their reason eating like that. Kenyang
makan, akhirnya kita memutuskan ke Nan Lian Garden.
Terletak
di pusat kota, taman ini bener2 cantik banget dan bisa jadi salah satu short
break place buat yang berkantor atau tinggal disekitar sini. Piknik
oke, foto prewed oke, selfie oke, ngasih makan ikan oke, tidur2 ngga jelas di
rumput2 juga oke. Di dalam taman yang terletak di jantung hati-nya Kowloon ini,
terdapat Chi Lin Nunnery. Nan Lian Garden dan Chi Lin Nunnery ini terletak di
pertengahan kota yang super padat dan apartemen yang tinggi. Perpaduan suasana
yang apik antara modernisasi dan tradisional.
Nan Lian Garden |
In the middle of Kowloon's Heart and skyscrapers |
Chi Lin Nunnery |
Rute yang ditempuh : MTR Diamond Hill Station Exit C2, follow the signs and walk for around five minutes.
Opening hours : daily, 7 am – 9 pm, entry fee is free of charge (yaayy!).
Ngga kerasa kita bertiga keliling taman sampai sore
menjelang maghrib. Akhirnya pun memutuskan untuk balik, tapi ngga ke hotel.
Melainkan nonton Symphony of Lights yang terletak di Victoria Harbour. Berburu
dengan waktu yang perlahan menunjukkan jam 6 sore, dan kondisi jalanan yang
unpredictable (karena malam minggu, takutnya macet kayak di Jakarta :p)
akhirnya setengah berlari kita balik ke MTR Diamond Hill menuju MTR Tsim Sha
Tsui.
Untungnya keburu! Pertunjukkan belum dimulai ketika
kita bertiga sampai. Tapi pengunjung yang mau nonton juga banyak banget!
Setelah sempat foto2 sebentar, keliling cari best spot, akhirnya melipirlah
kita ke sebelah kiri dari Avenue of Stars, yaitu di bagian blakang Museum of
Arts. Termasuk best spot, ngga banyak orang, bau air lautnya ngga begitu
kerasa, bisa senderan juga! (cape laahh seharian jalan, hahaha).
Setelah Alvin sempet keliling cari snack, dan sempet
ngobrol2 sebentar, pertunjukan dimulai. Symphony of Lights ini adalah salah
satu top sightseeing attraction in HK. Show ini diadakan setiap hari, mulai
pukul 8 malam. Bertempat di Victoria Harbour, show ini dianugrahi sebagai the
largest permanent light and sound show by Guinness World Records. Dengan
memanfaatkan skyscrapers (aka gedung2 tinggi, aaakk! I love skyscrapers! Too much!!),
Symphony of Lights memadukan musical effect dan light show.
Symphony of Lights |
Good show, great ambience, and I’m entertain
too. But I’d still prefer watching Wonderfull, light laser and water show at
MBS Singapore.
Rute yang ditempuh : MTR East Tsim Sha Tshui, exit J.
Soon after the end of the show, gw bertiga
sempat berkeliling di sekitar dan sempet foto2 di Clock Tower dan berbagai
lampion karakter kartun dan hewan. Sadar kaki sudah cape, tapi antara ingin
balik ke hotel dan masih ingin jalan, akhirnya kita bertiga memutuskan untuk
jalan kaki ke hotel.
Clock Tower and Lampions |
Dengan sotoynya check di Google Maps,
berbekal kepedean, oke ini deket dan tinggal lurus aja. Ternyata keringetan,
dan sempet nyasar.
Yah sebenernya sih lumayan, ngga jauh2 banget
(ngga sejauh si Alvin nyasarin kita di Macau! Still have the grudge because of
it. Would tell about it later), ngga deket juga. Sekitar 1km deh, itu juga udah
ditambah perkiraan nyasar dikit2. Selain itu juga, yang kerasa perbedaan MTR di
HK dengan MRT di SG, exit dan entrance-nya dalam 1 stasiun itu banyak banget! Kesebar
dimana2. Contoh, MTR Tsim Sha Tsui, terhubung dengan MTR East Tsim Sha Tsui
melalui Mody Road dan Middle Road Subways, dan mempunyai 16 pintu exit! Iya,
16! Bandingin deh sbg contoh dengan MRT Bugis yang hanya ada 5 pintu exit
dengan jarak berdekatan. Jadi kalau salah keluar pintu exit, masih bisa jalan
kaki. Lah ini? Kluar2 dimana tau, dengan jarak yang Masya Allah lumayan
keringetan.
Untung nyasar. Kebiasaan orang Indo, masih
sempet bersyukur di segala situasi.
Iyah, kalau ngga nyasar, ngga akan tau mall
sekeren 1881 Heritage. Yang awalnya kita ngga sadar kalau ini mall, kirain another
garden at the central of town. Mall-nya cantik banget! Bener2 deh arsitektur
disini jempol! Sempet mampir ke Mall-nya, tapi ngga masuk2 ke tokonya. Hanya keliling2
foto sebentar, dan sudah nemuin 4 pasang yang lagi foto prewed dengan gaun
pengantin menjuntai kemana2. Belum jadi pengantin kok udah foto pake gaun
pengantin -__-
Alvin & Rei - Tiffany & Co |
Foto sendiri ajalah ya :( |
Astoning! |
Salah satu couple yang prewed |
Venetian Masks & 450th Shakespeare |
Capek keliling2, akhirnya kita melanjutkan balik ke
hostel. Melewati deretan toko2 mewah yang ternyata masih buka di jam2 hampir
tengah malam. Melewati deretan pedagang kaki lima, dan warung2 pinggir jalan.
Akhirnya sampai juga di hostel, dan tiba saatnya mengistirahatkan kaki dan
badan, sambil siap2 untuk ke SZ besok paginya.
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Post a Comment