Singapore 11 – 13 Oktober 2014 (The Preparation)

Mau cerita dulu dibalik behind the scene short escape ini. Dan tentunya pelajaran yang didapat, yang pasti ngga pernah akan dilupakan selamanya (lebay). Liburan kali ini dalam rangka merayakan ulang tahun gw, tepat di tanggal 11 Oktober. Gw berniat untuk memberikan surprise ke Ibuk, dengan diam-diam membelikan Ibuk tiket dan sudah pesan hotel juga di Singapore.

Rencana ini termasuk dadakan. Beli tiketnya juga mendadak. Beberapa hari terakhir itu kehidupan di kantor sangat hectic. Setelah sempat beberapa hari Jumat dan Sabtu menginap di kantor. Rasanya ingin buru-buru liburan bareng Ibuk. Di hari Jumat baru sibuk kasak kusuk beli tiket, di jam istirahat, pinjam PC teman. Iya, sedih ya, ngga dapat akses internet. Selesai beli tiket, mau langsung web check in. Karena perut lapar karena belum makan siang, akhirnya minta tolong Aryo untuk web-check in kan, dan print sekalian dari Pcnya dia.

Dengan polosnya dia bilang, “Sis, lo ke Singapore pulang pergi?”

Langkah ke pantry buat ambil minum terhenti seketika, “Hah, ngga. Berangkat Sabtu, pulang Minggu malam. Kenapa?”

“Tiket lo pulang pergi hari Sabtu. Hem.”

WHAT??

Sumpah, rasanya lapar langsung menguap, dan buru-buru lari ke meja Aryo. Bener aja loh, tiket yang di book adalah kepergian Sabtu pagi, pulang Sabtu Malam. Duh Gusti mau nangis rasanya. Mau pindah tanggal ribet lagi ngurusnya. Pas juga ketika cek harga tiket untuk beli lagi, di Minggu malam harga tiket pesawatnya lebih mahal ketimbang ketika survey. Beneran mau nangis. Akhirnya terpaksa langsung issued another ticket, pulang Senin subuh, sambil mengutuki diri sendiri. Hati udah kacau balau. Dompet langsung nangis. Niat mau surprise sambil berhemat, malah yang ada menguras isi dompet. Tau gitu sekalian naik Garuda, atau menginap di Hotel yang lebih kece.

Dan disinilah pelajaran yang gw dapat dan selalu gw camkan ke diri gw sendiri. TELITI. TELITI. TELITI. Spontanous backpacker boleh aja, asal jangan bego-bego amat book seperti itu. Lebih teliti lagi sebelum payment credit card. Cek satu satu, pergi tanggal berapa, terminal berapa, transit dimana, transit berapa lama, sampai disana tanggal berapa, jam berapa, dimana. Bener-bener harus teliti banget. Penuh perhitungan. Ngga ada excuse lagi, meskipun kerjaan di kantor banyak, menyita waktu, tenaga, dan pikiran, kudu teliti kalau berhubungan dengan yang namanya tiket pesawat.
Dan Aryo cuma bisa miris, sedikit meringis. Melihat gw buru-buru menggusur dia dari mejanya untuk book another ticket. Puk puk puk :'(

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Post a Comment