Mau cerita dulu dibalik
behind the scene short escape ini. Dan tentunya pelajaran yang didapat, yang
pasti ngga pernah akan dilupakan selamanya (lebay). Liburan kali ini dalam
rangka merayakan ulang tahun gw, tepat di tanggal 11 Oktober. Gw berniat untuk
memberikan surprise ke Ibuk, dengan diam-diam membelikan Ibuk tiket dan sudah
pesan hotel juga di Singapore.
Rencana ini termasuk
dadakan. Beli tiketnya juga mendadak. Beberapa hari terakhir itu kehidupan di
kantor sangat hectic. Setelah sempat beberapa hari Jumat dan Sabtu menginap di
kantor. Rasanya ingin buru-buru liburan bareng Ibuk. Di hari Jumat baru sibuk
kasak kusuk beli tiket, di jam istirahat, pinjam PC teman. Iya, sedih ya, ngga
dapat akses internet. Selesai beli tiket, mau langsung web check in. Karena
perut lapar karena belum makan siang, akhirnya minta tolong Aryo untuk web-check
in kan, dan print sekalian dari Pcnya dia.
Dengan polosnya dia
bilang, “Sis, lo ke Singapore pulang pergi?”
Langkah ke pantry buat
ambil minum terhenti seketika, “Hah, ngga. Berangkat Sabtu, pulang Minggu
malam. Kenapa?”
“Tiket lo pulang pergi hari
Sabtu. Hem.”
WHAT??
Sumpah, rasanya lapar
langsung menguap, dan buru-buru lari ke meja Aryo. Bener aja loh, tiket yang di
book adalah kepergian Sabtu pagi, pulang Sabtu Malam. Duh Gusti mau nangis
rasanya. Mau pindah tanggal ribet lagi ngurusnya. Pas juga ketika cek harga
tiket untuk beli lagi, di Minggu malam harga tiket pesawatnya lebih mahal
ketimbang ketika survey. Beneran mau nangis. Akhirnya terpaksa langsung issued
another ticket, pulang Senin subuh, sambil mengutuki diri sendiri. Hati udah
kacau balau. Dompet langsung nangis. Niat mau surprise sambil berhemat, malah
yang ada menguras isi dompet. Tau gitu sekalian naik Garuda, atau menginap di
Hotel yang lebih kece.
Dan disinilah pelajaran
yang gw dapat dan selalu gw camkan ke diri gw sendiri. TELITI. TELITI. TELITI. Spontanous
backpacker boleh aja, asal jangan bego-bego amat book seperti itu. Lebih teliti
lagi sebelum payment credit card. Cek satu satu, pergi tanggal berapa, terminal
berapa, transit dimana, transit berapa lama, sampai disana tanggal berapa, jam
berapa, dimana. Bener-bener harus teliti banget. Penuh perhitungan. Ngga ada
excuse lagi, meskipun kerjaan di kantor banyak, menyita waktu, tenaga, dan
pikiran, kudu teliti kalau berhubungan dengan yang namanya tiket pesawat.
Dan Aryo cuma bisa miris,
sedikit meringis. Melihat gw buru-buru menggusur dia dari mejanya untuk book
another ticket. Puk puk puk :'(
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 comments:
Post a Comment